Thursday, December 17, 2009

Menikmati "Gairah" Samgyetang

Makanan adalah salah satu elemen dasar kehidupan bangsa Korea. Selain rumah tradisional (Hanok), dan pakaian tradisional (Hanbok), Korea juga memiliki kekayaan makanan tradisional. Susurilah jalan-jalan panjang di kota Seoul, Korea Selatan. Maka anda akan menemukan kekayaan kuliner Korea yang siap untuk dicicipi. Dari aneka ragam pilihan itu, salah satu yang wajib coba adalah Samgyetang. Ini adalah sejenis sup ayam hangat. Bedanya, adalah pada tampilan dan elemen bumbu-bumbunya yang khas Korea banget. Kedai yang menyajikan Samgyetang banyak terdapat di kota Seoul. Anda bisa pilih sesuai selera.



Pada Samgyetang, ayam disajikan utuh di dalam kuah sup yang hangat dan harum. Ada dua jenis ayam yang digunakan, ayam putih atau ayam hitam (yang dagingnya memang hitam). Ayam tersebut dikukus terlebih dahulu dengan olahan bumbu khas Korea. Di dalam rongga tubuh ayam, dimasukkan nasi, kacang-kacangan, rempah, dan ginseng. Anda akan menemukan ginseng utuh di dalam sup ini. Aroma ginsengnya tercium hangat dan harum membaluri tubuh ayam rebus. Kebanyakan turis dan pendatang menyebut Samgyetang ini dengan nama Chicken Ginseng Soup, atau Sup Ayam Ginseng. Cicipilah sesendok kuahnya, anda akan dibawa pada kehangatan dan kelembutan yang mendayu-dayu. Ambil daging ayamnya sesuwir demi sesuwir, cocolkan pada bumbu merica dan garam yang disediakan, kemudian cicipi bersama nasi yang menyatu dengan akar-akar ginseng. Hmmmmm, top markotob deh rasanya.

Sup ayam ginseng ini juga diyakini memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan. Paduan bumbu-bumbu herbalnya menjadi elemen penting untuk meningkatkan daya tahan dan vitalitas tubuh. Ginseng juga terkenal sebagai makanan kesehatan bangsa Korea sejak berabad lampau. Tapi, berhati-hatilah anda bila masih harus menjalani malam-malam panjang sendiri di kota Seoul. Usai makan sup ginseng ini, bisa jadi gairah malam langsung membara. Yaah, namanya juga khasiat. Siapa bisa duga kan? Hehehe. Demikian laporan singkat saya dari wilayah Myeong Dong, Seoul, Korea Selatan. Salam.

Jajanan Kaki Lima Seoul


Salah satu ciri khas kekayaan kuliner sebuah kota adalah jajanan kaki limanya. Setiap kota di dunia memiliki berbagai cara untuk menyajikan kreativitas dan kenikmatan kulinernya masing-masing, tak terkecuali di Seoul, Ibu Kota Korea Selatan. Telusurilah jalan-jalan di Seoul, seperti di sekitar pasar Namdaemon atau kawasan kota tua Insa Dong, maka kita akan menemukan banyak jajanan kaki lima yang mengasyikkan. Jajanan tersebut ada yang dijual di atas lapak, menggunakan mobil toko, ataupun menggunakan gerobak. Sembari menghabiskan sore di musim panas, tak ada salahnya kalau saya menjadwalkan waktu untuk mencicipi berbagai jajanan kaki lima yang ada.


Cobalah Topoki, ini adalah salah satu jajanan yang ramai dibeli hingga harus mengantri. Topoki adalah rice cake yang direbus dalam kuah kental yang panas dan pedas. Rasanya sungguh menyentak lidah, walau tidak sepedas makanan Indonesia. Segar dan hangat. Campuran kol dan sayuran menambah kaya rasa sup ini. Sup disajikan di atas mangkok styrofoam dan dimakan sambil berdiri. Cicipi bersama dengan berbagai "tigim" atau sajian gorengan yang disediakan.


Ada juga penjaja beragam camilan dari gurita (octopus). Kita akan melihat tentacle gurita yang panjang disajikan begitu menggoda, sungguh garing dan crispy. Gurita atau "muno" dalam bahasa Korea adalah makanan kegemaran bangsa Korea yang mudah ditemukan di mana saja . Selain "muno", bisa juga dicoba "uchingo" (squid) atau cumi-cumi yang dipotong kecil-kecil. Rasanya crispy, gurih, dan lezaaat. Makan bersama dengan "Kamcha" (atau potongan kentang goreng). Cocok buat dibawa jalan sore.


Selain itu, ada juga pedagang "odheng" yang juga ramai diantri pengunjung. Ini adalah semacam rice cake yang direbus dan ditusuk dengan tusukan sate. Makan dengan celupan sausnya, hmm lezat. Yang agak extreme food adalah keong, atau siput gong gong, yang besar dan direbus. Rasanya kenyal dan slummy. Untuk uji nyali juga, cobalah juga ulat sutra rebus. Di pasar-pasar, ulat sutra ini dijajakan secara eksotis. Orang Korea menyebut ulat sutra rebus ini dengan nama "ponteghi". Rasanya kenyel-kenyel dan agak menegangkan kalau belum pernah mencoba. Tapi katanya, ini bagus untuk kesehatan. Jadi saya coba dua !!

Satu lagi jajanan yang harus coba di Seoul. Jajanan ini adalah kegemaran sahabat saya, mas Kelik, yang juga mantan diplomat kita di KBRI Seoul. Nama jajananya hot tok. Penjaja hot tok yang enak dan terkenal ada di daerah Insa Dong. Di sana, penjual Hot tok kesukaan mas Kelik ramai diantri banyak orang. Hot tok ini adalah semacam pancake manis yang dibuat seperti kue serabi. Di dalamnya ditaburi gula. Sembari memandang para remaja dan gadis-gadis kota Seoul yang tampil menyegarkan di musim panas, Hot Tok memang layak dicoba.

Soto Triwindu, Monggo Pinarak



Monggo Pinarak” artinya “Silakan Mampir”. Dalam kultur Jawa, kata ini bisa berarti benar-benar mengajak mampir, atau cuma sekedar basa basi untuk menunjukkan keramahan. Tapi di Soto Triwindu, tagline “Monggo Pinarak” artinya “Wajib Mampir”. Nyesel deh kalau tidak mampir. Inilah Soto legendaris di Kota Solo, selain soto Gading di daerah Gading yang juga terkenal. Dapat dipastikan, tidak ada satupun orang Solo yang tidak tahu di mana letak Soto Triwindu.

Nyoto atau Makan Soto adalah budaya “hang out” masyarakat Jawa sejak dulu kala. Soto Triwindu di Pasar Barang Antik Triwindu, Solo, Jawa Tengah, mempunyai sejarah panjang. Warung soto itu didirikan oleh Karyorejo sejak tahun 1924. Jadi kalau punya orang tua, atau si mbah, yang orang Solo atau sering ke Solo, hampir dipastikan pernah mencicipi kenikmatan Soto ini.


Kunjungan ke Solo juga rasanya belum sah kalau belum mampir ke Soto Triwindu. Pesanlah semangkuk Sotonya. Ini soto kuah bening yang tampilannya minimalis tapi rasanya sungguh maksimalis. Isinya nasi, taoge, irisan seledri, dan tentu daging sapi yang sungguh empuk. Kenikmatan soto Triwindu juga terletak pada varian lauk pauk yang dahsyat. Para pecinta Soto tentu tak akan melewatkan “Lentho” untuk mendampingi makan. Lentho adalah semacam perkedel yang terbuat dari singkong dan ditaburi kacang tholo. Pilih juga lidah gorengnya yang sangat lembut dan berbumbu. Rasanya dahsyat. Kesegaran semangkuk soto ini sungguh luar biasa lezat dan mengenangkan keindahan di langit-langit mulut kita.

Untuk minumnya, jangan lupa pesan teh nasghitelnya. Inilah teh oplosan yang nikmat tak tepermanai. Rasanya bersaing dengan teh nasghitel yang ada di Soto Gading. Panas, Manis, Kental, dan yang utama, meninggalkan “sepat after taste” yang sungguh luar biasa.

Mencicipi Soto Triwindu bukan sekedar mencicipi Soto. Ia adalah juga sebuah perjalanan panjang menelusuri kekayaan rasa dan kuliner kota Solo.

Selamat makan Soto. Sarapan dulu aaah....

Mencicipi Kopi Termahal Sedunia


Secangkir kopi adalah sebuah filosofi. Dalam sesapan seteguk kopi, tersimpan makna kehidupan. Mencicipi secangkir kopi bukan sekedar minum, tapi juga menyelami keindahan dan misteri di balik kepekatannya. Secangkir kopi bisa harum, menyegarkan, dan nikmat. Pahit, tapi sekaligus mengandung manis. Seperti hidup yang kita jalani ini.

Begitulah saat beberapa waktu lalu saya diajak (baca : ditraktir) seorang teman untuk mencicipi kopi termahal sedunia. Dan kopi mahal itu adalah Kopi Luwak. Di warung Kopi Luwak, secangkir kopi luwak dihargai Rp. 82.500. Kalau mau yang blended, harganya lebih murah. Tapi kandungan kopi luwaknya hanya 3%. Di Amerika Serikat, secangkir kopi Luwak dihargai 50 dollar AS atau sekitar Rp 500 ribu. Di Inggris, secangkirnya dihargai 45 poundsterling, atau sekitar Rp 700 ribu. Itu hanya untuk satu cangkir loh. Kalau beli satu kilo, di beberapa tempat bahkan harganya bisa mencapai Rp 13 juta.

Karena unik dan mahal, tak heran bila kopi luwak sering diangkat di film-film Hollywood. Di film “Bucket List” yang dibintangi oleh Jack Nicholson”, maupun dalam serial “Sex and the City” misalnya, kopi luwak diangkat sebagai minuman eksotis kaum berpunya. Saking populernya Kopi Luwak, Oprah Winfrey, dalam acara reality show-nya, memeragakan cara menyeduh dan membuat kopi Luwak.

Menyeduh Kopi Luwak memang harus berhati-hati, agar tidak merusak rasa. Di warung Kopi Luwak, satu sachet Kopi Luwak original dibuka di hadapan kita. Kopi itu kemudian diseduh dengan air mendidih. Setelah itu, gelas ditutup selama dua menit. Kemudian, siap diminum. Jangan langsung minum, tapi hiruplah baunya, dan sesaplah rasanya. Keharuman kopi luwak ini sungguh eksotis, seperti membaui tanah usai tersiram air hujan. Alami, dan sungguh naturally sexy. Bagaimana rasanya? Hmmmmm, rasanya memang mahal. Lembut, asam, dan harum. Kental bercampur rasa seperti campuran coklat, vanilla, dan hutan liar. Sungguh nikmat. Bukan “pahit after taste” yang kita dapatkan sebagaimana pada secangkir kopi, tapi “masam after taste”. Rasa kopi luwak ini mengenang lama di langit-langit mulut dan kerongkongan kita. Mantab.

Mengapa Kopi Luwak begitu eksotis dan mahal? Hal itu tak terlepas dari cara pembuatannya yang unik. Banyak orang yang menikmati kopi luwak tapi tidak mengetahui bagaimana kopi luwak dibuat. Dan setelah mengetahui cara pembuatannya, jadi mikir-mikir untuk meminumnya kembali. Yup, kopi ini memang berasal dari kotoran (baca: e’ek) binatang bernama Luwak.

Luwak adalah hewan sejenis musang yang gemar memakan buah kopi. Secara naluri, luwak hanya memakan buah kopi yang benar-benar matang dan punya aroma khusus. Oleh karenanya, buah kopi yang dimakan luwak adalah buah pilihan. Nah, setelah buah kopi dimakan oleh luwak, biji-biji itu diproses melalui sistem pencernaan di perutnya dan kemudian dikeluarkan dalam bentuk kotoran. Bentuknya seperti kotoran pada umumnya, yaitu gumpalan panjang-panjang biji kopi yang bercampur lendir. Nah, kotoran tersebut kemudian diambil biji kopinya, dibersihkan dengan dengan cara mencuci sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh. Proses selanjutnya adalah dikeringkan dengan sinar matahari sehingga menjadi biji kopi luwak yang siap untuk diproses menjadi bubuk kopi.

Dalam setahun, kopi luwak hanya diproduksi secara terbatas. Selain karena pemrosesannya yang rumit, juga karena habitat luwak yang semakin sedikit. Inilah yang menjadikan kopi luwak unik dan mahal. Dari e'ek saja bisa begitu nikmat yaaa. Hmmmm......

So, anda masih mau mencicipi kopi termahal sedunia? Saya mau coba lagi aaahhh...