Soto Triwindu, Monggo Pinarak
Monggo Pinarak” artinya “Silakan Mampir”. Dalam kultur Jawa, kata ini bisa berarti benar-benar mengajak mampir, atau cuma sekedar basa basi untuk menunjukkan keramahan. Tapi di Soto Triwindu, tagline “Monggo Pinarak” artinya “Wajib Mampir”. Nyesel deh kalau tidak mampir. Inilah Soto legendaris di Kota Solo, selain soto Gading di daerah Gading yang juga terkenal. Dapat dipastikan, tidak ada satupun orang Solo yang tidak tahu di mana letak Soto Triwindu.
Nyoto atau Makan Soto adalah budaya “hang out” masyarakat Jawa sejak dulu kala. Soto Triwindu di Pasar Barang Antik Triwindu, Solo, Jawa Tengah, mempunyai sejarah panjang. Warung soto itu didirikan oleh Karyorejo sejak tahun 1924. Jadi kalau punya orang tua, atau si mbah, yang orang Solo atau sering ke Solo, hampir dipastikan pernah mencicipi kenikmatan Soto ini.
Kunjungan ke Solo juga rasanya belum sah kalau belum mampir ke Soto Triwindu. Pesanlah semangkuk Sotonya. Ini soto kuah bening yang tampilannya minimalis tapi rasanya sungguh maksimalis. Isinya nasi, taoge, irisan seledri, dan tentu daging sapi yang sungguh empuk. Kenikmatan soto Triwindu juga terletak pada varian lauk pauk yang dahsyat. Para pecinta Soto tentu tak akan melewatkan “Lentho” untuk mendampingi makan. Lentho adalah semacam perkedel yang terbuat dari singkong dan ditaburi kacang tholo. Pilih juga lidah gorengnya yang sangat lembut dan berbumbu. Rasanya dahsyat. Kesegaran semangkuk soto ini sungguh luar biasa lezat dan mengenangkan keindahan di langit-langit mulut kita.
Untuk minumnya, jangan lupa pesan teh nasghitelnya. Inilah teh oplosan yang nikmat tak tepermanai. Rasanya bersaing dengan teh nasghitel yang ada di Soto Gading. Panas, Manis, Kental, dan yang utama, meninggalkan “sepat after taste” yang sungguh luar biasa.
Mencicipi Soto Triwindu bukan sekedar mencicipi Soto. Ia adalah juga sebuah perjalanan panjang menelusuri kekayaan rasa dan kuliner kota Solo.
Selamat makan Soto. Sarapan dulu aaah....
0 Comments:
Post a Comment
<< Home