Makna Menjadi Dewasa
Menurut iklan rokok, “Menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa itu pilihan”. Dan nampaknya, iklan itu menjadi valid saat kita melihat kehidupan politik di Indonesia beberapa hari terakhir. Bahwa usia tua ternyata bukan penanda kedewasaan. Banyak juga kita melihat seseorang yang usianya sudah tua namun perilakunya masih manja dan kekanak-kanakan.
Padahal, kedewasaan seseorang bisa menjadi tolok ukur kedewasaan suatu bangsa. Di Jepang, makna kedewasaan mendapat perhatian yang serius. Setiap hari Senin minggu kedua bulan Januari, diadakan upacara yang bernama Seijin Shiki atau Hari Menjadi Dewasa. Ini adalah upacara tahunan yang diadakan pemerintah lokal di setiap wilayah dengan mengundang semua anak yang telah mencapai 20 tahun. Tahun ini, hari Sheijin Shiki jatuh pada tanggal 11 Januari 2010, yang juga dijadikan hari libur nasional di Jepang.
Acara menjadi dewasa ini dipusatkan di setiap balai kota pada masing-masing wilayah atau kotamadya. Salah satunya adalah di Meguro Parsimony Hall, atau balai rakyat Meguro. Acara dimulai pada pukul 13.00 dan selesai menjelang 14.30. Di acara tersebut, para remaja berkumpul bersama mengenakan busana kimono aneka warna dan berbagai variasi. Setelah kumpul, para sesepuh dan tetua kota memberi wejangan kepada mereka tentang makna menjadi dewasa. Menurut teman warga Jepang yang dulu pernah ikut upacara sejenis, menjadi dewasa berarti bertanggung jawab akan kebebasan yang diberikan. Boleh melakukan apa saja, tapi akibatnya ditanggung sendiri, dan ia harus berani mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Para orang tua juga menyadari hal itu dengan tidak memanjakan dan memberi kesempatan anaknya untuk mandiri. Inilah makna kedewasaan yang ditanamkan pada upacara Seijin Shiki.
Sebagian besar remaja yang ikut dalam upacara Sheijin Shiki datang diantar oleh orang tuanya. Wajah mereka sumringah dan segar penuh tawa. Dengan mengenakan kimono, mereka melanjutkan hari dengan mengunjungi kuil yang ada di seantero Tokyo atau sekedar berjalan-jalan di kota. Cobalah berkeliling ke wilayah Asakusa, Shibuya, atau Ginza. Maka anda akan menemukan banyak rombongan anak muda Tokyo yang menggunakan kimono.
Hari itu mereka telah “dilantik” menjadi orang dewasa. Mereka boleh bebas melakukan apa saja, mau merokok, minum alkohol, ataupun - maaf-maaf - berhubungan seks. Tapi esensinya bukan itu. Esensi menjadi dewasa adalah bertanggung jawab akan keputusan yang diambilnya. Menjadi dewasa berarti menghargai kebebasan yang dimiliki dan menyadari manfaat dan kerugian suatu tindakan.
Labels: Hari Dewasa di Jepang, Sheijin Shiki
0 Comments:
Post a Comment
<< Home