Monday, May 25, 2009

Eksotisme Tengkleng Solo

Buat para pemula di ranah kuliner, makanan ini terkesan sungguh barbaric. Tapi bagi para penikmat, inilah eksotisme kuliner yang sangat sensasional. Pergilah ke Solo dan cicipi “Tengkleng Solo”. Tengkleng adalah sajian dahsyat yang “die die must try” kalau anda pergi ke Solo. Inilah makanan para Dewa. Saat pergi ke Solo beberapa waktu lalu, tengkleng menjadi tujuan utama saya. Cobalah tengkleng di pasar Klewer, persis di bawah gapura masuknya. Tengkleng ini terkenal sejak tahun 1971 dan menyajikan tengkleng di atas pincuk daun pisang.
Tapi, tengkleng jagoan lainnya di kota Solo adalah Tengkleng Cemani. Rasanya sungguh lezat, mendegut ludah, dan tob markotob. Tengkleng ini dibuat khusus untuk penggemar. Artinya, hanya dibikin sesuai pesanan. Nah, kalau kita ingin makan ramai-ramai, rekomendasi saya adalah Tengkleng Cemani ini. Dalam nomenklatur kuliner, Tengkleng adalah sejenis gule encer yang berisi jeroan dan tulang-tulang kambing dari seluruh bagian tubuhnya, khususnya bagian kepala.

Alkisah, Tengkleng adalah “Soup for the Poor”. Pada jaman dulu, hanya toean dan noni Belanda yang bisa makan gulai daging dengan kuah kental. Sementara kaum kuli dan rakyat jelata hanya bisa melihat mereka makan. Sisa-sisa bagian kambing selain daging, yaitu tulang-belulang dan jeroan, dibuang oleh para orang kaya. Dan para kuli mengambil sisa-sisa tulang tersebut lalu merebusnya dengan kuah encer yang minimalis.
Bertahun-tahun kemudian, tengkleng menjadi khas dan makanan kaum berpunya. Tengkleng juga mulai disajikan di berbagai hotel bintang lima. Meski demikian, tengkleng asli adalah tengkleng yang disajikan dengan tulang belulang. Hal tersebut karena saat ini mulai banyak warung tengkleng fusion yang justru menyajikan tengkleng berisikan daging iga, bahkan daging tanpa tulang. Tentu saja penyajian itu sudah meleset dari pakem "keimanan" tengkleng sejati.

Berhati-hatilah sebelum mencicipi tengkleng ini karena anda akan menemukan pemandangan yang "mengerikan". Tengkleng cemani menyajikan mata kambing, lidah yang masih menempel di rahang kambing plus giginya, otak kambing, pipi kambing, jeroan, dan berbagai bagian tubuh kambing lainnya. Tapi bagi penggemar, inilah puncak orgasmus kuliner. Seruput pula kuahnya pelan-pelan. Meski minimalis, kuah Tengkleng sungguh lezat. Rasa kuahnya gurih asam dan manis yang terdiri dari campuran dari kemiri, kunyit, bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan. Bumbu-bumbu tersebut direndam bersama tulang belulang kambing dan dimasak hingga 4 jam, sehingga bumbu lebih meresap dan daging lebih empuk.

Hmmm, tertarik? Berkunjunglah ke Solo dan cicipi Tengkleng... mbeeeek... mbeeekkk....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home