Geef Mij Maar Nasi Pecel

Sebagai pecinta pecel, saya selalu mencoba menelusuri berbagai tempat untuk mencicipi nasi pecel lokal. Mengapa demikian? Karena “Not All Nasi Pecel Are Created Equal”. Nasi pecel tak pernah disajikan sama. Meski pilar dasar dari pecel, yaitu sayur dan bumbu kacang, selalu ada, namun jenis sayur yang dipilih, sambal yang ditaburkan, hingga kondimen dan kerupuknya, tak pernah sama. Setiap orang punya favorit pecelnya masing-masing. Dan perbedaan itu tidak jadi masalah. Esensi filosofi dari nasi pecel adalah “keserbabolehan”. Tak ada campuran yang salah, semua bisa ditafsirkan. Dan kita masih bisa menyebutnya, Nasi Pecel.


Di Blitar, Madiun, dan Kediri, nasi pecel disajikan berbeda lagi. Pecel versi daerah ini menggunakan bunga honje merah, bunga turi putih, bersama dengan sayur mayur. Rasa bunganya meninggalkan aroma nan menusuk indah di langit-langit mulut kita. Masih ditemani lagi dengan rempeyek kacang, lalapan khas pecel seperti biji lamtoro (petai cina), kemangi, plus irisan dadu ketimun segar…hmmm…..segarnya. Cita rasanya juga berbeda. Pecel Madiun terkenal lezat dan pedas, pecel Blitar terkenal manis, dan pecel Kediri terkenal akan sambal Tumpangnya.
Di Solo, ada Pecel Ndeso (yang juga membuka cabang di Yogya – sebelah Hyatt). Variasinya lain lagi. Sayuran pecelnya komplet, disajikan dengan tiga macam dressing, yaitu: sambal kacang yang umum, sambal tumpang yang khas, atau sambal wijen yang istimewa. Nasinya pun bisa pilih: boleh nasi putih atau nasi dari beras merah. Kalau ke Warung Pecel Ndeso, kita akan melihat lauk-pauk tambahan untuk nasi pecel "ditebar" di atas meja lebar. Ada tempe dan tahu bacem, tempe kemul (tempe yang digoreng dengan salut tepung), wader goreng, empal dan jeroan goreng, dan banyak lagi lainnya. Godaan untuk memilih lauk yang menggairahkan ini sulit ditolak.

Tak hanya di Jawa. Di Bukittinggi, kita mengenal Pecel dengan sebutan Pical. Warung yang terkenal adalah Pical Sikai di daerah Ngarai Sianok. Pical Sikai mulai berjualan sejak tahun 1950-an dan tetap memiliki cita rasa yang sama hingga sekarang. Apa yang khas dari Pical ini adalah daun pakis yang digunakannya. Rasanya segar dan nikmat.
Berbagai sajian nasi pecel nusantara tersebut menunjukkan betapa keragaman telah menjadi kekayaan bangsa ini. Keragaman tampilan, kesederhanaan, keserbabolehan, dan kemauan untuk menerima perbedaan, adalah filsofi dari sepiring nasi pecel.
Dari sepiring nasi pecel, kita belajar kehidupan. Dari sepiring nasi pecel, kita menyadari hakikat diri kita sebagai bangsa. Bahwa bangsa ini adalah bangsa agraris yang sederhana, namun kaya makna.
Selamat makan nasi pecel....
Labels: Nasi Pecel, Pecel Malang, Pecel Ndeso, Pecel Wader
0 Comments:
Post a Comment
<< Home