Dalam Perut Sang Raksasa Berbisik (in the belly of a whispering giant)
Julukan raksasa berbisik memang layak disandang oleh Airbus A380. Pesawat superjumbo bertingkat dua milik maskapai Singapore Airlines ini memang “nyaris tak terdengar suaranya”. Dalam perjalanan rute Kanguru (Singapore – Sidney - Singapore) saya terkagum-kagum oleh halusnya suara yang dihasilkan pesawat raksasa ini. Suara empat mesin Trent 900 buatan Rolls-Royce, Inggris, memang memberikan ketenangan bagi penumpang dalam penerbangan jarak jauh. Sayapun terpesona di dalam perut sang raksasa berbisik. Dengan semua kelebihan yang dimuat di berbagai media, A380 memang menerbitkan banyak rasa ingin tahu.
Oleh karenanya, saat pertama memasuki pesawat ini, saya seolah diajak untuk merasakan sebuah pengalaman rasa, a sense of indulgence. Interior pesawat ditata dengan apik dan cantik sehingga menimbulkan kesan mewah pada setiap detilnya. Tata ruang, pencahayaan kabin, pemilihan warna, lebih memberikan kesan hotel mewah ketimbang sebuah jet penumpang. Seperti apa siy terbang di kabin pesawat ini? Rasanya memang luar biasa. Anda harus mencicipi kelas terbarunya yang dinamakan suite class. Tempat duduk kelas ini dirancang oleh Jean-Jacques Coste, seorang perancang perahu pesiar (yacht) Perancis. Dan memang, duduk di kelas ini anda bagaikan seorang raja. Tempat duduknya bisa diubah menjadi ruang privat dengan kursi-kursi kulit dan dipan terpisah dengan kasur yang dibungkus kain berwarna krem rancangan Givenchy. Kalau anda membawa pasangan, batas pemisah bisa diangkat, dan ... hopla, anda bisa berbulan madu pada tempat tidur dobel di ketinggian 50,000 kaki.. Wooow eksotis bukan.
Di hamparan sekitar tempat duduk kita, ada colokan untuk laptop dan USB yang memungkinkan kita bekerja atau menyiapkan bahan presentasi dengan program Office yang tersedia. Sayang, saat saya mencobanya, program Star Officenya membutuhkan waktu loading yang lama. Anyway, buat apa juga kerja di pesawat mewah seperti ini. Lihat saja layar TV LCD ukuran 23 inci yang menyediakan 100 film yang bisa dipilih untuk ditonton. Pilihan musik, game, learning, drama tv, bahkan opera, akan memberikan kita hiburan yang menyenangkan di sepanjang perjalanan.
Ngobrol-ngobrol dengan pramugari SQ, yang entah bagaimana perutnya selalu rata, adalah juga sebuah pengalaman sendiri. Mereka begitu passionate menjelaskan cerita tentang pesawat ini. Bahwa selain kelas suite, A380 punya 60 kursi kelas bisnis di dek atas dan 399 kursi kelas ekonomi yang dibagi di bagian belakang dek atas dan dek bawah. Saya dan Hery, seorang penggila fotografer, menghabiskan sebagian waktu dari 7,5 jam perjalanan dengan menyusuri perut A380, naik turun deck melalui tangga yang ada di buntut pesawat, dan tak lupa mengabadikan momen. Sungguh sebuah pengalaman.
Oleh karenanya, saat pertama memasuki pesawat ini, saya seolah diajak untuk merasakan sebuah pengalaman rasa, a sense of indulgence. Interior pesawat ditata dengan apik dan cantik sehingga menimbulkan kesan mewah pada setiap detilnya. Tata ruang, pencahayaan kabin, pemilihan warna, lebih memberikan kesan hotel mewah ketimbang sebuah jet penumpang. Seperti apa siy terbang di kabin pesawat ini? Rasanya memang luar biasa. Anda harus mencicipi kelas terbarunya yang dinamakan suite class. Tempat duduk kelas ini dirancang oleh Jean-Jacques Coste, seorang perancang perahu pesiar (yacht) Perancis. Dan memang, duduk di kelas ini anda bagaikan seorang raja. Tempat duduknya bisa diubah menjadi ruang privat dengan kursi-kursi kulit dan dipan terpisah dengan kasur yang dibungkus kain berwarna krem rancangan Givenchy. Kalau anda membawa pasangan, batas pemisah bisa diangkat, dan ... hopla, anda bisa berbulan madu pada tempat tidur dobel di ketinggian 50,000 kaki.. Wooow eksotis bukan.
Di hamparan sekitar tempat duduk kita, ada colokan untuk laptop dan USB yang memungkinkan kita bekerja atau menyiapkan bahan presentasi dengan program Office yang tersedia. Sayang, saat saya mencobanya, program Star Officenya membutuhkan waktu loading yang lama. Anyway, buat apa juga kerja di pesawat mewah seperti ini. Lihat saja layar TV LCD ukuran 23 inci yang menyediakan 100 film yang bisa dipilih untuk ditonton. Pilihan musik, game, learning, drama tv, bahkan opera, akan memberikan kita hiburan yang menyenangkan di sepanjang perjalanan.
Ngobrol-ngobrol dengan pramugari SQ, yang entah bagaimana perutnya selalu rata, adalah juga sebuah pengalaman sendiri. Mereka begitu passionate menjelaskan cerita tentang pesawat ini. Bahwa selain kelas suite, A380 punya 60 kursi kelas bisnis di dek atas dan 399 kursi kelas ekonomi yang dibagi di bagian belakang dek atas dan dek bawah. Saya dan Hery, seorang penggila fotografer, menghabiskan sebagian waktu dari 7,5 jam perjalanan dengan menyusuri perut A380, naik turun deck melalui tangga yang ada di buntut pesawat, dan tak lupa mengabadikan momen. Sungguh sebuah pengalaman.
Labels: a380
0 Comments:
Post a Comment
<< Home