Wednesday, November 15, 2006

L'escargot D'Sunda

Pertautan budaya antara bangsa Indonesia dan Perancis sangatlah erat. Kalau kita baca buku sejarah, bangsa Indonesia secara tidak langsung pernah dijajah oleh Perancis pada tahun 1807-1811. Saat itu Louis Bonaparte, Saudara dari Napoleon Bonaparte, menugaskan Herman William Daendels sebagai Gubernur Jendral di Hindia Belanda. Dari situlah terjadi akulturasi budaya baik sosial, bahasa, maupun kuliner, antara Perancis dan Indonesia. Akulturasi bahasa pun akhirnya terjadi. Banyak istilah Perancis yang sudah menjadi bahasa kita sehari hari. Malin menjadi maling, bivouac menjadi bivak, chauffeur menjadi sopir, cliché menjadi klise, dos a dos menjadi sado, intrique menjadi intrik, adjudant menjadi ajudan, appel menjadi apel, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya bahasa, akulturasi juga terjadi di dunia kuliner. Konon kabarnya orang Perancis sering melihat orang-orang di pedesaan Jawa Barat makan tutut (sejenis keong sawah). Merekapun membawa kebiasaan itu ke Perancis, dan terkenallah makanan keong itu sebagai l’escargot (ha ha.. namanya juga konon). Tapi yang menarik adalah kebiasaan makan keong juga menjadi keseharian dalam kehidupan kuliner bangsa kita. Di daerah Batu Ceper, ada sebuah restoran yang menyajikan keong sebagai appetizernya. Kalau tutut berasal dari sawah, keong nenek berasal dari laut. Cara makannya unik dan asyik. Bagian ujung belakang keong dibuang, kemudian dibersihkan, dimasak dengan bumbu dan saos tauco, dan dihidangkan. Cara makannya? Jangan ragu, karena untuk merasakan kenikmatan daging keong, anda harus menyeruput atau menghisapnya… slurp..slurp…slurp, muncullah daging kenyal-kenyal yang lezat.

Kolesterol? Siapa bilang? Jangan khawatir. Hasil penelitian atas kandungan nutrisi keong menyebutkan bahwa keong kaya akan protein dan rendah lemak. Diperkirakan keong mengandung 15% protein, 2.4% lemak dan sekitar 80% air. Inilah yang membuat keong menjadi makanan alternative kesehatan. Selain itu keong juga kaya kandungan essential fatty acids seperti linoleic acids dan linolenic acids. Sebuah studi menyebutkan bahwa 75% lemak di tubuh keong adalah unsaturated fatty acids. Artinya lemak yang baik dan dibutuhkan tubuh. So, kenapa takut makan keong, sedot.. sedot.. sedot…slurp..slurp…

0 Comments:

Post a Comment

<< Home