Monday, April 17, 2006

Destinasi Kuwait

Saat Saddam Hussein menginvasi Kuwait, dia pasti punya alasan yang kuat. Dan saya rasa memang benar. Kalau kita sempat melihat Kuwait, alasan itu terhampar nyata di sana. Di tengah debu gurun dan teriknya udara padang pasir, Kuwait adalah metropolis di tengah kekeringan. Gedung mewah, mall megah, dan bangunan modern mewarnai negeri itu. Kuwait kaya minyak. Mengeskpor minyak dan mengimpor segalanya. Meski mengimpor segalanya, dengan ekspor minyaknya, Kuwait masih mencatatkan surplus sebesar lebih dari USD 10 miliar di neraca perdagangannya. USD 6 miliar diinvestasikan lagi. Dan USD 4 miliar dibagi-bagikan pada penduduknya yang hanya berjumlah sekitar 2 juta orang. Setiap anak mendapatkan USD 60,000 saat menginjak usia 16 tahun. Mobil mewah dari berbagai merek berseliweran di jalan-jalan kota Kuwait. Lokasinya hanya sepelemparan batu dari perbatasan Irak yang sedang dirundung banyak masalah. Jadi, tak heran kalau bikin iri. hehe..


Tapi siapa menyangka kalau Kuwait dulu, di abad 18, hanyalah sebuah perkampungan badui arab yang gersang. Mereka hidup di sekitar teluk arab dan bermatapencaharian sebagai nelayan. Kuwait terkenal sebagai bangsa maritim, nelayan, dan pembuat kapal kayu yang baik. Mereka berlayar ke Baghdad dan Damascus untuk berdagang. Kuwait kemudian terkenal sebagai pelabuhan dagang di teluk arab. Sisa-sisa kejayaan bangsa nelayan ini masih dapat dilihat kalau kita mengunjungi Museum Maritim Kuwait. Selain itu, menarik juga untuk jalan-jalan ke Kuwait Fish Market. Di pasar ikan ini, berbagai ikan dari teluk Arab dijejer dengan rapi. Ada ikan kerapu yang segede alaihim, ada hammour, dll. Kondisi Pasar Ikan Kuwait sangat rapi dan bersih, jauh berbeda dengan pasar Ikan Muara Karang. Bau ikan yang amis nyaris tidak tercium. Ikan juga adalah salah satu makanan favorit bagi masyarakat Kuwait.


Selain ke Fish Market, kunjungan ke Kuwait belum lengkap apabila belum mengunjungi Kuwait Tower di daerah Sharq. Menara ini didirikan pada tahun 1979 oleh perusahaan Swedia. Keseluruhannya ada tiga menara. Yang tertinggi mencapai 187 m. Di menara tertinggi, selain ada observation deck yang bisa melihat kota Kuwait, di situ juga terdapat restaurant, coffe shop, and banquet room. Selain berkunjung ke Kuwait Tower, tempat lain yang dapat dikunjungi adalah The National Museum, yang menyimpan koleksi Seni Islam milik keluarga Al Sabah, penguasa Kuwait. Bisa juga kita mengunjungi Tareq Rajab Museum, juga menyimpan koleksi seni Islam. Kemudian ada Sadu House yang merupakan museum seni dan kerajinan dari masyarakat Badui Arab. Museum menunjukkan bagaimana peradaban suatu negara. Memang museum di Kuwait tak sebanyak di Tehran, atau mungkin di Baghdad, yang memiliki sejarah dan peradaban lebih lama dan besar. Tapi tak ada salahnya untuk dilihat. Kalau anda tidak mau dijuluki "wisatawan mall", cobalah kalau berkunjung ke beberapa tempat, kita mencicipi heritage tour, ataupun ecotour. Nah, kalo masih sempet, barulah mall-tour hehe...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home