Monday, March 13, 2006

Memagut-magut Mangut di Yogya

Pekan lalu saya pergi ke Yogya. Sebuah kota yang punya banyak cerita. Bangsa kita sebenarnya beruntung memiliki Yogya atau Jogja. League of Historic Cities di Kyoto, Jepang, pada tahun 1994 menempatkan Yogyakarta sebagai salah satu dari 61 kota bersejarah di dunia. Kekuatan Yogya memang terletak pada heritage. Sama seperti Bandung, Medan, dan Malang.

Tulisan kali ini bukan bercerita tentang heritage, tapi tentang makanan. Bukan Gudeg, Soto, ataupun Bakmi. Tapi tentang ikan air tawar. Di satu resto yang cukup terkenal yaitu “Moro Lejar”. Memang banyak tempat makan yang enak di Yogya. Satu hari tak akan pernah cukup untuk menuliskannya. Resto ini tepatnya adalah sebuah warung di desa Balangan, dari cangkringan terus naik ke atas, atau kalau dari Jogja sekitar 20 kilometer. Sepulang bermain golf di cangkringan, menyantap makan siang di morolejar bagai impian yang menyejukkan jiwa. Moro Lejar ditata artistik, dengan 33 gubuk yang tersebar di atas kolam ikan yang berkelok-kelok. Setiap gubuk terdiri atas 3-4 meja dan tidak ada kursinya, satu gubuk bisa menampung 6-15 orang. Gubuk-gubuk ini menjadi tempat yang cocok untuk menyegarkan diri. Yang jelas, iringan suara gemericik air menjadi alunan keindahan tersendiri. Mirip sebenarnya dengan beberapa tempat makan ikan a la Sunda di Jawa Barat.

Duduk lesehan, dikelilingi kolam-kolam dengan banyak ikan berenang ke sana ke mari, semilir angin, dan bunyi air yang mengalir deras, membuat kita terlena. Sebenarnya menu di Moro Lejar cukup beragam. Ada ikan gurame, ikan mas, lele, nila, wader, dan bawal. Kita pun bisa memilih apakah ikan tersebut mau dibakar, digoreng, dimasak mangut, dibuat asam pedas atau asam manis. Tapi Menu jagoan di sini yang wajib coba adalah ikan wader goreng. Ikan wader ini adalah ikan mas bayi. Ikan kecil ini digoreng begitu kering hingga bisa dimakan sampai ke tulang-tulangnya. Bukan cuma ikan wader yang bisa dimakan habis tak bersisa, ikan nila gorengnya pun renyah, gurih dan dapat dimakan seperti layaknya orang makan kerupuk. Dan, selain ikan ada juga teman makan nasi berupa sayur lodeh bayung, oseng-oseng lombok ijo dan terancam.

Menu wajib coba lainnya adalah Mangut lele. Gurih, asin. Lelenya terendam kuah yang sangat nikmat. Ketajaman bumbu yang meresap ke dalam daging ikan lele sangat terasa. Sepertinya lele sudah direndam dalam kuah cukup lama, walau sebenarnya tidak. Mangut lele juga diatur apik dalam mangkuk. Sebuah pengalaman kuliner yang layak coba kalau anda ke Yogya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home